Blog ini menyediakan materi dan tips untuk belajar bahasa Inggris secara efektif dan menyenangkan.

...

Mengatasi Hambatan Ketika Membentuk Kebiasaan

Mengatasi Hambatan Ketika Membentuk Kebiasaan

Ini adalah hari ketiga saya mensharingkan pengalaman dari buku yang sedang saya baca.
Pada postingan yang ketiga ini, saya lebih tertarik untuk mengutip beberapa kalimat yang menurut saya patut untuk dijadikan pegangan dalam mengatasi hambatan ketika ingin membentuk sebuah kebiasaan.

hambatan kebiasaan, zen habit, habits, artikel inspirasi, artikel pengembangan diri,
http://www.diannemower.co.uk/


What did the resistance feel like? Is there a way to accept the thing you’re resisting and find gratitude for it?
Ini berkaitan dengan bagaimana menerima keadaan dan belajar untuk bersyukur dalam setiap situasinya. 
Kita belajar untuk fokus dengan mencari dan menemukan makna dari situasi dan mengubahnya menjadi lebih positif kendati itu mungkin sebenarnya sebuah gangguan.

Never let your mood determine whether you should do something or not
Jangan biarkan kita dikuasai oleh mood kita sendiri. 
Kedengaran konyol kalau kita melakukan sesuatu harus menunggu mood. Ini hanya akan membuat kita menunda-nunda sesuatu.

Learn to accept the moment, appreciate everything about it, find gratitude for it.
Menerima keadaan membantu kita untuk mudah mengapresiasi sesuatu sehingga dengan sendirinya kita bisa belajar bersyukur pada setiap keadaan. 

When we procrastinate, it’s because we have an urge to run from the difficult, uncomfortable task. We don’t want to do the hard work, or be in confusion, or fail at something, so we get the urge to run.
Menunda-nunda sesuatu sebenarnya menunjukkan bahwa kita lari dari kenyataan walaupun sebenarnya bukan tentang menyelesaikan persoalan yang rumit. 
Bisa juga disebabkan karena kita tidak nyaman untuk melakukannya atau lagi tidak mood untuk berbuat sesuatu.

Get out of your comfort zone a little at a time, and expand your discomfort zone with gradual practice. Then you’ll be ready for anything
Berada di zona nyaman memang mengasyikkan tapi apakah itu dapat menjamin kita untuk bisa lebih berkembang?
Meninggalkan singgasana kenyaman kita, membuat kita berinteraksi dengan hal baru yang mungkin saja tidak nyaman namun dari situ kita bisa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru.
Contoh mudahnya, ketika harus belajar bahasa baru, saya harus berpusing ria bolak balik kamus, tidak mengerti apa yang di omongkan oleh sang penutur dan masih banyak hal-hal lain. 
Namun dari sini saya semakin bisa belajar dan memahami banyak hal. 

... find things to notice, to appreciate and to be grateful for. Journal about your gratitude. 
Belajar untuk bersyukur dan mengapresiasi segala hal yang ada dan terjadi di sekitar kita. Bersyukur menjadi bentuk kesadaran kita terhadap diri sendiri.

Comfort the child, accept the fear. And then take action, despite the fear, doubt, discomfort and frustration. Journal about your fear.
Tidak jarang ketakutan membuat kita mengurung kan niat untuk melakukan sesuatu sehingga kita kehilangan kesempatan. 
Bahkan ironisnya rasa takut membuat kita kalah sebelum mencoba.

Plans are just directions, not tracks. 

Ini membuat kita lebih fleksibel ketika keadaan tidak sesuai rencana kita. 

Kita harus menjadi seperti air ketika harus berhadapan dengan penghalang kita bisa mengitarinya dengan cara memutar. 

Jadikan rencana itu sebagai petunjuk arah. Ada banyak jalan menuju Roma.


Nah, itulah beberapa hal yang bisa saya refleksi setelah membaca buku Zen Habits ini tadi pagi.

Silahkan baca dua artikel refleksi saya sebelumnya tentang buku yang keren ini


Back To Top type='text/javascript'/>