Belajar 2 bahasa dalam waktu yang bersamaan?
Bagi saya ini merupakan sebuah tantangan yang menarik.
Ini memang tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan poliglot ternama seperti Olly Richard juga mempelajari dua bahasa dalam waktu yang bersamaan.
Olly Richard |
Dari pengalaman saya sendiri, saya belajar bahasa Inggris dan Spanyol.
Waktu itu level bahasa Inggris saya sudah lumayan tinggi untuk sekedar membaca sehingga saya belajar bahasa Spanyol dari aplikasi Duolingo dengan penjelasan berbahasa Inggris.
Setiap pagi saya, berlatih beberapa sub menu latihan di Duolingo cukup membantu saya meningkatkan vocabulary.
Selain itu, saya juga membaca beberapa berita Spanyol online seperti El Pais dan El Mundo.
Walaupun berbarengan, namun yang menjadi prioritas saya tetap belajar bahasa Inggris.
Belajar bahasa Spanyol untuk memaksimalkan bahasa Inggris
Kedengarannya sedikit aneh ya?
Tapi inilah tujuan yang ingin saya capai. Caranya cukup sederhana yaitu dengan mengganti sudut pandangnya saja.
Jadi saya menempatkan diri saya seolah-olah saya ini orang Inggris yang sedang belajar bahasa Spanyol.
Saya hanya penasaran bagaimana sih rasanya menjadi orang amerika yang belajar bahasa asing itu.
Logika saya waktu itu hanya sesederhana itu saja.
Di tambah lagi bahasa Spanyol adalah bahasa populer yang banyak digunakan di benua Amerika kecuali Brazil sehingga menjadi eksperimen yang pas sekali untuk menguji rasa penasaran saya.
Walaupun setelah beberapa bulan berjuang dan banyaknya kerjaan akhirnya membuat saya menghentikan aktivitas ini saya tidak jera dan menyesal karena sudah mempelajarinya.
Sebenarnya saya juga sempat belajar beberapa bahasa lain seperti Korea, Rusia dan Jerman tapi bhs Spanyol lah sedikit lebih lama dibandingkan bahasa lain.
Namun, kemarin saya tertantang kembali untuk mempelajari bahasa Spanyol setelah melihat sebuah artikel menarik dari seorang poliglot asal Inggris, Olly Richard pendiri blog I Will Teach You Language.
Ia bereksperimen dengan dua bahasa yaitu, Cantonese (bahasa Cina yang dipakai sehari-hari di Hongkong) dan Thailand.
Dalam artikel tersebut ia membagi kedua bahasa tersebut dengan persentase 80% bahasa Cantonese dan 20% Thailand.
Bagaimana sistem pembagian ini?
Untuk 80% tadi ia dapatkan dari belajar, membaca, dan menulis yang dilakukan hampir setiap hari sedangkan 20% ia dapatkan dari mengikuti kelas bahasa Thailand setiap hari Jumat.
Dari cara di atas, ia memberikan tips hebat untuk yang ingin mempelajari dua bahasa sekaligus, yaitu
Mempelajari dua bahasa dari keluarga (rumpun) yang berbeda
Dalam kasusnya sudah sangat jelas, mandarin dan thailand tidak terlihat adanya hubungan bahasa.
Contoh bahasa dalam rumpun yang sama kalau di eropa seperti Italia, Latin, Spanyol, Portugis dan Perancis.
Mengapa tidak dianjurkan karena bisa menimbulkan kebingungan karena bahasa ini mirip-mirip satu sama lain.
Belajar dengan metode yang berbeda untuk tiap bahasanya.
Dengan memprioritaskan belajar bahasa Kantonis, Olly sedikit bekerja lebih keras dan mencakup banyak elemen belajar, membaca, menulis, dsb.
Sedangkan untuk bahasa Thailand ia hanya fokus dengan membaca.
Nah, dari paparan di atas saya semakin bersemangat untuk mencobanya kali ini.
Semoga kali ini bisa berhasil.
Btw, yang ingin membaca artikel yang ditulis oleh Olly, ini linknya
http://www.iwillteachyoualanguage.com/learn-two-languages-same-time/